(Foto: Wisma Putra)
Ada saja kebiasaan anak-anak muda di Kampung Sukasari, Desa Mekar Pawitan, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Anak-anak tanggung yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Karang Taruna Tarikolot itu mempunyai kebiasaan unik dan lain daripada yang lain.
Jika anak kalangan SMP-SMA dan sebayannya mempunyai hobi main game, jalan-jalan dan hura-hura. Beda lagi dengan hobi anak-anak Karang Taruna Tarikolot yaitu mencari keong sawah untuk di konsumsi.
Lazimnya, hewan berlendir bermulut membuar lebar dan mempunyai cangkang berwarna kuning atau hitam tersebut menjadi makanan unggas dan menjadi musuh para petani karena menjadi hama bagi tanaman padi. Berangkat dari keresahan para petanilah di tangan anak-anak kreatif itu keong sawah dijadikan sebagai makanan yang mempunyai cita rasa yang tinggi.
Ketua Karang Taruna Tarikolot Wisma Putra mengatakan, setiap akhir pekan tiba atau jika tidak ada kegiatan organisasi anak-anak turun ke sawah untuk mencari Keong. "Tidak sulit untuk mendapatkan keong tinggal berjalan di pematang sawah, Keong banyak bermunculan lalu diambil dan dikumpulkan," katanya.
Di musim hujan seperti saat ini keong sawah banyak bermunculan dan berkembangbiak dengan pesat. “Musim hujan pertanda musim kawin. Keong banyak bertebaran. Ada yang di pematang sawah saluran air sampai kolam ikan,” ujar Wisma.
Sebelum dimasak, keong harus dibersihkan dan direbus terlebih dahulu. Pilih kong yang besar-besar. Empedu yang berada dalam perut keong lalu dikeluarkan. Empedu inilah yang menyebabkan racun pada manusia. Setelah itu, potong-potong keong lalu rebus dengan air bersih. Akan lebih baik lagi jika direbus dengan daun pandan, daun jeruk, serta daun salam untuk menghilangkan bau amis.
keong sawah dapat dijadikan makanan yang gurih dan lezat layaknya daging ayam, kambing dan sapi. Keong tersebut dapat diolah menjadi sate, sup, bumbu oseng atau bumbu balado pedas.
Hobi mencari keong sawah dikatakan cukup positif oleh Wisma, "Daripada mereka keluyuran sehabis pulang sekolah mending mencari keong sawah untuk dikonsumsi," katanya.
Agar menambah sedap sate keong, sate dipanggang di atas bara api sedang hingga agak kering. Ditambah dengan sausnya yang terdiri atas kecap, gula aren, sereh, kemiri dan kacang. Sambalnya adalah potongan cabai dan bawang mentah yang dicampur kecap manis. Disandingkan dengan nasi liwet sehingga menambah cita rasa masakan khas sunda.
Keong sawah banyak dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah Asia Tenggara terutama di daerah Jawa dan Bali. Selain itu Keong sawah memiliki nilai gizi yang baik karena mengandung protein yang cukup tinggi. Meskipun demikian, kewaspadaan perlu diberikan karena Keong sawah adalah inang dari beberapa penyakit parasit. Selain itu, hewan yang diambil dari dekat persawahan dapat menyimpan sisa pestisida di dalam tubuhnya.
Kandungan Gizi
Siapa sangka, keong sawah yang dianggap sebelah mata oleh orang ternyata menyimpan kandungan gizi tinggi, menurut Positive Deviance Resource Centre khasiatnya ini karena keong sawah mengandung kandungan protein 12% , kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram keong sawah, dan sisanya mengandung energi, protein, kalsium, karbohidrat, dan phosfor.
Kandungan vitamin pada keong sawah cukup tinggi, dengan dominasi vitamin A, E, niacin dan folat. Keong sawah juga mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi pada tubuhnya. Berat daging satu ekor keong sawah dewasa dapat mencapai 4-5 gram. Selain makronutrien, tubuh keong sawah juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan pengelolaan yang tepat, Keong dapat dijadikan sumber protein hewani yang bermutu dengan harga yang jauh lebih murah daripada daging sapi, kambing atau ayam.
Penasaran dengan kelezatan sate keong yang gurih, kenyal dan nikmat di mulut datang aja langsung ke Kampung Sukasari, Desa Mekar Pawitan, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung. Hanya 3 km dari Majalaya.
(Foto: Wisma Putra)